Sabtu, 21 September 2013



REKAM KUNJUNGAN BONA PASOGIT
 BORSAK BIMBINAN HUTASOIT
DESA TIPANG, KECAMATAN BAKTIRAJA
KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
Hari/Tanggal, Sabtu 07-08 September 2013

I.      Maksud dan Tujuan.
Maksud dan Tujuan Kunjungan Bona Pasogit Tipang adalah salah satu wujud nyata “Arga do Bona ni Pinasa di angka na bisuk marroha, ai do tona ni ompunta tu hita angka pinomparna”. Pesan leluhur kepada generasi adalah tanah leluhur sangat mahal dan penting serta tak bisa dilupakan generasi cerdas dan bijak (na bisuk marroha) sebab tanah leluhur ialah asal-usul (haroroan) perjalanan satu entitas (marga) yang tak bisa dilupakan sepanjang masa. Bila keturunan satu marga tidak mengetahui tanah leluhur (bona pasogit) nya maka generasi tersebut sering dinamai “na lilu manang na dalleon” yaitu orang tak tahu asal-usulnya. 
Sekaitan persebaran atau diaspora (parserahan) keturunan Borsak Bimbinan Hutasoit di berbagai daerah melahirkan aneka penafsiran tentang penyebutan Bona Pasogit  Borsak Bimbinan Hutasoit terutama para generasi atau keturunan berdomisili di perantauan (parserahan) sehinga diperlukan penggalian bukti-bukti sejarah otentik tentang Bona Pasogit Borsak Bimbinan Hutasoit yang bertujuan memberi pengertian serta pemahaman paripurna tentang Bona Pasogit Borsak Bimbinan Hutasoit kepada seluruh keturunan Borsak Bimbinan Hutasoit dimana pun berada.
Memastikan Tipang Bona Pasogit Borsak Bimbinan Hutasoit tentu harus memerlukan bukti, fakta serta data otentik sehingga diperlukan penelitian serta penggalian bukti-bukti sejarah melalui inventarisasi situs-situs peninggalan Borsak Bimbinan Hutasoit yang masih bisa ditemukan di Tanah Tipang, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan sebanyak mungkin. 
Karena itu, perlu dibentuk sebuah Tim  untuk menggali, mengobservasi, serta menginventarisasi situs-situs peninggalan Borsak Bimbinan Hutasoit di Tano Tipang.  Selanjutnya,  dilakukan pengujian akademis melalui Seminar-seminar maupun diskusi-diskusi, baik di tingkat lokal maupun nasional melibatkan keturunan Borsak Bimbinan Hutasoit, maupun masyarakat yang mempunyai kaitan dengan Bona Pasogit Borsak Bimbinan Hutasoit. 
Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang telah diuji melalui Seminar-seminar maupun diskusi-diskusi akan ditulis Sejarah Borsak Bimbinan Hutasoit serta peletakan Prasasti atau Monumen Bona Pasogit Borsak Bimbinan Hutasoit, sekaligus Pengukuhan Punguan Borsak Bimbinan Hutasoit, Boru, Bere Seluruh Indonesia sebagai warisan sejarah bagi generasi-generasi  mendatang. 
Mewariskan sejarah adalah tugas dan tanggung jawab para orang tua terhadap generasi selanjutnya. Oleh sebab itu, diperlukan kearifan para tetua-tetua, serta generasi Borsak Bimbinan Hutasoit yang telah meperoleh berkat (pasu-pasu) dari Tuhan seperti jabatan, harta, ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), dan kecerdasan memberi peran aktif untuk penulisan Sejarah Bona Pasogit Borsak Bimbinan Hutasoit serta Rencana Peletakan Prasasti atau Monumen Bona Pasogit Borsak Bimbinan Hutasoit di Tipang, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan.

II.    Kronologi Kunjungan ke Bona Pasogit Tipang.
1.    Ketika peresmian Monumen Borsak Sirumonggur Sihombing Lumbantoruan di Desa Tipang tanggal 05 Juli 2013, Dewasa Hutasoit (58) yang pada saat itu ikut hadir bertemu dengan Sontaria Boru Hutasoit (Op. Rio), selanjutnya mempertemukan Dewasa Hutasoit dengan Drs Eddy Leonard Hutasoit (49) di Desa Tipang. Dan pada saat pesta peresmian Prasasti Borsak Sirumonggur Sihombing Lumbantoruan juga hadir Drs Lamhot Hutasoit MM, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Humbang Hasundutan serta beberapa orang dari Marga Hutasoit. Pada saat pertemuan antara Dewasa Hutasoit dengan Drs Eddy Leonard Hutasoit di halaman SD Negeri Tipang, Drs Eddy Leonard Hutasoit mengungkapkan kerinduannya (sihol ni rohana) kepada Dewasa Hutasoit, seandainya Pomparan Borsak Bimbinan Hutasoit bisa membuat Prasasti atau Monumen  Borsak Bimbinan Hutasoit seperti Monumen Borsak Sirumonggur Sihombing Lumbantoruan walaupun sederhana. Drs Eddy Leonard Hutasoit mengatakan kepada Dewasa Hutasoit, sebenarnya sudah banyak dari Marga Hutasoit yang berkunjung ke Desa Tipang, tapi masih sebatas pribadi-pribadi. Mengatasnamakan punguan masih Punguan Borsak Bimbinan Hutasoit, Boru, Bere sektor Belawan  Sekitarnya yang pernah berkunjung ke Desa Tipang tanggal 23 Juni 2013 lalu. Padahal, keturunan Borsak Bimbinan Hutasoit telah tersebar di berbagai kota maupun daerah serta diberkati Tuhan berbagai prestasi, jabatan, harta kekayaan, tapi masih belum tersentuh atau tergerak hatinya terhadap Bona Pasogit Borsak Bimbinan Hutasoit di Tipang ini. Karena itu, kami sangat berkecil hati (maretek roha) dan merindukan (mangapian) melihat Borsak Sirumonggur Sihombing Lumbantoruan dan Borsak Mangatasi Nababan yang telah mampu membangun prasasti atau monumen di Desa Tipang. Karena itu, Bapa Uda (Amang Uda) bagaimana mempersatukan hati dan pikiran  (boha do pasada roha dohot pikkiran) untuk membangun Prasasti atau Monumen Borsak Bimbinan Hutasoit di Bona Pasogit Tipang ini walau sederhana di masa mendatang, pintanya kepada Dewasa Hutasoit. Mendengar keluh kesah, curahan hati, serta kerinduan mendalam dilontarkan Drs Eddy Leonard Hutasoit tentang Bona Pasogit Borsak Bimbinan Hutasoit, Dewasa Hutasoit menyahutinya dengan penuh antusias sembari berjanji akan membawa keluh kesah, curhat, serta kerinduan tersebut kepada keturunan Borsak Bimbinan Hutasoit dimanapun berada, termasuk Punguan Borsak Bimbinan Hutasoit, Boru, Bere Kota Medan Sekitarnya.
2.    Pasca pertemuan Drs Eddy Leonard Hutasoit yang memperistrikan Boru Siahaan dengan Dewasa Hutasoit tanggal 05 Juli 2013, pembicaraan itu selalu terngiang  di benak Dewasa Hutasoit. Bahkan Dewasa Hutasoit selalu terkonsentrasi terhadap Bona Pasogit Tipang hingga mengalami kurang sehat fisik. Lalu, Dewasa Hutasoit menyampaikan pertemuannya dengan Drs Eddy Leonard Hutasoit di Tipang kepada Drs Thomson Hutasoit di Jalan Perkutut Nomor 22 Medan satu minggu kemudian. Setelah itu, Dewasa Hutasoit dan Drs Thomson Hutasoit mengagendakan pertemuan dengan beberapa orang untuk kunjungan ke Bona Pasogit Borsak Bimbinan Hutasoit di Tipang.
3.    Hari Rabu, 21 Agustus 2013 diadakan pertemuan di Griya Riatur  Medan untuk merencanakan kunjungan ke Bona Pasogit Tipang. Pada pertemuan kecil itu disepakati lah hari Sabtu, 07 September 2013 kunjungan ke Tipang. Hadir pada pertemuan itu, antara lain; Dewasa Hutasoit, Drs Thomson Hutasoit, Lamhot P Hutasoit, dan Kasdim Hutasoit.
4.    Pukul 13.00 WIB hari Sabtu, 07 September 2013 kunjungan ke Bona Pasogit Borsak Bimbinan Hutasoit di Tipang berangkat lima orang dari Medan, antara lain; Dewasa Hutasoit, Drs Thomson Hutasoit, Lamhot P Hutasoit, Kasdim Hutasoit, Esniur Hutasoit, dan tiba pukul 19.00 WIB di rumah Drs Eddy Leonard Hutasoit/Br Siahaan di Desa Tipang, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan.
5.    Di rumah Drs Eddy Leonard Hutasoit/Br Siahaan, telah berkumpul para orang tua keturunan Borsak Bimbinan Hutasoit yang tinggal di Tipang menunggu kedatangan keturunan Borsak Bimbinan Hutasoit dari Medan dan Sektor Belawan, diantaranya; Drs Eddy Leonard Hutasoit/Br Siahaan (A. Dian) pomparan Datu Naualu, Op. Boy Hutasoit pomparan Op. Sindar Mataniari, Op. Sinta Hutasoit/Br Nababan pomparan Datu Naualu, Amani Anju Hutasoit/Br Purba pomparan Guru Sohatahutan, Sontaria Br Hutasoit (Op Rio) boru pomparan Datu Naualu, Amani Gustina Manalu/Br Hutasoit, Boru pomparan Guru Sohatahutan, Ama Darsono Simamora/Br Hutasoit, Boru Datu Naualu dan lain-lain.
6.    Pukul 20.00 WIB hari Sabtu, 07 September 2013 jamuan makan (marsipanganon) malam telah disiapkan Dongan Tubu dan Boru yang tinggal di Desa Tipang. Setelah selesai makan malam, dilanjutkan pembicaraan rencana turun ke lokasi situs-situs peninggalan Borsak Bimbinan Hutasoit besok hari pukul 08.00-10.00 WIB hari Minggu, 08 September 2013.
7.    Pukul 21.00-24.00 WIB hari Sabtu, 07 September 2013, seusai makan malam diadakan pembicaraan atau sharing tukar informasi tentang Bona Pasogit Borsak Bimbinan Hutasoit. Ompu Boy Hutasoit (71) generasi ke 16 dari Pomparan Op. Sindar Mataniari, menuturkan para tetua (Ompung, Amongna dohot Natua-tua Pomparan Borsak Bimbinan Hutasoit) menerangkan, bahwa “Tano Tipang adalah Bona Pasogit Borsak Bimbinan Hutasoit”. Tano Tipang didiami 7 (tujuh) marga keturunan Raja Somba yakni; Toga Simamora: Purba, Manalu, Bebata Raja, dan Toga Sihombing: Borsak Jungjungan Silaban, Borsak Sirumonggur Sihombing Lumbantoruan, Borsak Mangatasi Nababan, Borsak Bimbinan Hutasoit. Dan hingga saat ini, ketujuh marga inilah unsur utama menentukan adat di Tano Tipang. Hal ini tidak bisa dilupakan seluruh keturunan Borsak Bimbinan Hutasoit sepanjang masa, sebab hal itu adalah tona para leluhur kita, tegas Op. Boy Hutasoit mengutip pesan leluhur. Di usia ujur ini, saya selalu berdoa kepada Tuhan kiranya diberi kesempatan melihat Prasasti atau Monumen Borsak Bimbinan Hutasoit di Tipang ini. Dan bila hal itu bisa terwujud, ketika saya menutup mata meninggalkan dunia ini saya sudah senang, ujar Op. Boy Hutasoit penuh harap. Oleh karena itu, kedatangan Pomparan Borsak Bimbinan Hutasoit di Tano Tipang seperti kedatangan Pomparan Borsak Bimbinan Hutasoit dari Medan hari ini merupakan kebahagiaan serta memberi semangat baru bagi kami di Bona Pasogit kita ini. Bila keturunan (pomparan) Borsak Bimbinan Hutasoit silih berganti datang dari seluruh penjuru (parserahan) kami yakin Peletakan Prasasti atau Monumen Bona Pasogit Borsak Bimbinan Hutasoit di Tipang akan segera terwujud, tegas Op. Boy Hutasoit. Kemudian, Drs Eddy Leonard Hutasoit mempertanyakan kepada seluruh Pomparan Borsak Bimbinan Hutasoit yang ada di Tipang, apakah kita telah siap menerima kedatangan Pomparan Borsak Bimbinan Hutasoit dari berbagai daerah dengan jumlah semakin besar berkunjung ke Tipang ini ? Dan dijawab seluruh Pomparan Borsak Bimbinan Hutasoit yang hadir, “kami sudah siap (nunga rade hami) menerima dan menyambut kedatangan keturunan Borsak Bimbinan Hutasoit darimana pun datang berkunjung ke Bona Pasogit Tipang”, sahut Pomparan Borsak Bimbinan Hutasoit sambil tepuk tangan.     
8.    Pukul 08.00-10.00 WIB hari Minggu, 08 September 2013, lokasi pertama yang dikunjungi adalah melihat tempat Batu Pauseang dari Si Raja Lontung di Lumban Toguan yang dinamai Batu Sinur atau Batu Siungkap-ungkapon. Lalu, ke Rumah Parsaktian (Ruma Bolon) yang menurut penuturan Drs Eddy Leonard Hutasoit Rumah Bolon itu dulunya rumah Op.Tualan (generasi ke 13) dari Borsak Bimbinan Hutasoit. Selanjutnya, mata air (mual) yang dinamai Aek ni Umban di tikungan ke arah menuju Prasasti atau Monumen Borsak Sirumonggur Sihombing Lumbantoruan, selanjutnya ke lokasi Batu Sibagure  di sisi sebelah barat (dolok) Monumen Borsak Sirumonggur Sihombing Lumbantoruan, turun ke mata air (mual) Sitingkos Ari, dan kemudian ke Sumur (Homban) Hutasoit di belakang Gereja HKBP Tipang. Kembali ke rumah Drs Eddy Leonard Hutasoit sekitar pukul 11.00 WIB.
9.    Pukul 09.45 WIB hari Minggu, 08 September 2013 di Sumur (Homban) Hutasoit, Pengurus Punguan Borsak Bimbinan Hutasoit, Boru, Bere Sektor Belawan Sekitarnya menyerahkan sekeping prasasti pertanda telah pernah datang ke Tipang  sebelumnya. Prasasti pertanda itu diserahkan Ketua Punguan Borsak Bimbinan Hutasoit, Boru, Bere Sektor Belawan Sekitarnya Kasdim Hutasoit, didampingi Esneur Hutasoit yang diterima oleh Drs Eddy Leonard Hutasoit mewakili keturunan Borsak Bimbinan Hutasoit  tinggal di Tipang. 
10. Pukul 12.00 WIB hari Minggu, 08 September 2013 makan (marsipanganon) siang. Setelah selesai makan siang, Drs Eddy Leonard Hutasoit/Br Siahaan memberi data-data berupa catatan, rancangan program kerja sederhana sebagai bahan masukan, serta berbagai dokumentasi dalam copy flash disk kepada Drs Thomson Hutasoit untuk bahan rencana program selanjutnya.
11. Pukul 14.00 WIB hari Minggu, 08 September 2013 rombongan bertolak dari Desa Tipang menuju Kota Medan, dan tiba di Medan sekitar pukul 02.00 WIB hari Senin, 09 September 2013.




SOARA NA JOU-JOU
SIAN TANO TIPANG
BONA PASOGIT
BORSAK BIMBINAN HUTASOIT
“PATURE BONA PASOGIT MI”











HASIL KUNJUNGAN KE BONA PASOGIT
DESA TIPANG, KEC. BAKTIRAJA, KAB. HUMBAHAS
TANGGAL, 07-08 SEPTEMBER 2013
KATA PENGANTAR
            Sesungguhnya, cita-cita keberhasilan generasi atau keturunan (pomparan) adalah impian, dambaan seluruh orang tua di atas bumi ini, dan impian, dambaan itu pula lah mendorong semangat keras orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya setinggi-tingginya hingga batas kemampuan. Bahkan komponis besar Almarhum Nahum Situmorang telah mengabadikan cita-cita, impian, dambaan orang tua itu ke dalam sebuah lagu “Anakhon hi do hamoraaon di au” yang sudah sangat membumi serta menginspirasi bangso Batak untuk menyekolahkan anak-anaknya hingga batas maksimal kemampuan. Tidak jadi soal, tidak bisa mengikuti orang lain memiliki harta kekayaan asalkan saja anak-anaknya tidak ketinggalan dari teman-teman sebayanya.
            Cita-cita, impian, dan dambaan orang tua terhadap kemajuan anak-anaknya kadangkala tidak membawa pengaruh positif terhadap orang tua serta kampung halamannya sehingga keberhasilan di tanah orang, diaspora atau perantauan hanya sebatas “Uap na so marimpola” sebagaimana digambarkan lirik lagu “Di Topi parik ni huta i”. Mangkirim do sude haha anggi iboto mi anggiat sahat ho da amang, tu tinodo ni rohami, anak si parbagaon tahe sian na di hutai, ai tung mangkirim do sude amang di gogo mi.
Tetapi  banyak generasi Batak yang telah berhasil di perantauan, tapi lupa dengan tanah leluhur (Bona Pasogit) sebab para perantau yang berhasil telah dihinggapi “penyakit holip sian mata, holip sian roha”, bahkan malu dengan sanak-saudaranya, Bona Pasogitnya yang masih ketinggalan, serta  memprihatinkan dalam perkembangan kemajuan di segala bidang. Karena itulah legenda “si Sampuraga, si Mardan atau si Malinkundang” yang diabadikan Opera si Tilhang kemungkinan besar merupakan sebuah potret nyata perilaku anak rantau atau diaspora yang telah meraih keberhasilan gemilang di rantau orang, tapi lupa serta tidak mau peduli dengan tanah leluhur (Bona Pasogit) tanah kelahiran, keberangkatan menggapai keberhasilan yang disertai linangan air mata orang tua, sanak-saudara berdoa kepada Tuhan dengan penuh harap membawa kemajuan terhadap Bona Pasogit dikemudian hari.
            Meninggalkan Bona Pasogit menuju perantauan bukanlah melupakan Bona Pasogit serta sanak-saudara seperti perbuatan si Sampuraga, si Mardan atau si Malinkundang na lupa marina. Melainkan memperbaiki nasib, serta meraih kesuksesan untuk dibawa kembali membangun, memperbaiki Bona Pasogit tempat kelahiran, keberangkatan meraih cita-cita, impian, serta dambaan para leluhur. Pomparan na bisuk na pantas marroha adalah orang yang tida pernah lupa di tona, tois di poda, yaitu orang yang tidak pernah lupa pesan abai nasehat para leluhur sepanjang hayat dikandung badan.
            Arga do bona ni pinasa, di angka na bisuk marroha. Ai do tona ni ompunta tu hita angka pinomparna. Dao pe ho nuaeng marhuta sambulon do na hot tong-tong. Sai ingot mulak dung matua, sai ingot-ingot ma tu huta.
            Pesan, ajakan lirik lagu ini harus dibumikan serta dikumandangkan seluruh genarasi atau keturunan bangso Batak, khususnya Pomparan Borsak Bimbinan Hutasoit dimanapun berada. Sebab tanah leluhur atau Bona Pasogit adalah bahagian tak terpisahkan dari Sejarah Pomparan Borsak Bimbinan Hutasoit sepanjang masa. Tano Tipang adalah Bona Pasogit Borsak Bimbinan Hutasoit sebagaimana diabadikan MARS BORSAK BIMBINAN ciptaan Gr T Richard Hutasoit (Op Sabar Doli) yang telah dinyanyikan pada saat pesta perkawinan maupun pesta bona taon di berbagai daerah perantauan Pomparan Borsak Bimbinan Hutasoit selama ini.
            Nunga jou-jou Bona Pasogitta i tu sude pomparanna di sandok portibi on. Beha do alus ta di “Soara na  jou-jou sian Tano Tipang Bona Pasogitta i ? “ Sotung songon soara na jou-jou dihalongonan, Soara najou-jou sian Bona Pasogit Borsak Bimbinan Hutasoit i. Denggan jala une ma hita masiamin-aminan songon lampak ni gaol, masitungkol-tungkolan songon suhat di robean, asa dapot songon hata ni sijolo-jolo tubu “Pitu mata ni ari sampulu dua mata ni bulan, Tubu ma di Pomparan Borsak Bimbinan Hutasoit pinompar na malo massari, huhut denggan marparulan”. “Mual Sitingkos Ari, di tano ni Borsak Bimbinan. Manumpak ma Mulajadi martamba ma na mora dohot parjabatan”. “Batu Siungkap-ungkapon, Pauseang sian Raja Lontung. Mungkap ma dalan ni hasangapon, na pantas marroha na denggan marpalilung”. “Mual Aek ni Umban, tu Homban ni Borsak Bimbinan. Denggan ma hita marparulan, dapotan  pasu-pasu sian Tuhan”. “Batu siboru gabe batu siboru torop, di tano Toguan. Gabe ma hita jala torop, tongtong ma hita masitogu-toguan”. Nunga torop parjabatan, pengusaha naung mamora Pomparan Borsak Bimbinan Hutasoit di pasu-pasu Tuhanta di sandok liat portibi on. Sotung lupa marsitogu-toguan asa sai marudut-udut angka parjabatan dohot na mamora di Pomparan Borsak Bimbinan Hutasoit tu joloan on.
            Marilah kita menjawab seruan dan ajakan (soara na jou-jou sian Tano Tipang) Bona Pasogit Borsak Bimbinan Hutasoit “PATURE BONA PASOGIT MI” dengan aksi nyata “Peduli Bona Pasoit” sebab saudara-saudara kita Pomparan Borsak Bimbinan Hutasoit   yang mendiami Tano Tipang sangat merindukan (masihol), mengharapkan (mangkirim) atas kedatangan kita (haroronta) seluruh Pomparan Borsak Bimbinan Hutasoit ke Tano Tipang Bona Pasogit kita.
            Demikian seruan, ajakan (soara na jou-jou sian Tano Tipang) Bona Pasogit Borsak Bimbinan Hutasoit setelah kami melakukan kunjungan ke Desa Tipang, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan, hari Sabtu-Minggu, 07-08 September 2013 yang didorong keinginan tulus dan ikhlas serta rindu Bona Pasogit selaku Pomparan Borsak Bimbinan Hutasoit.
Botima, Mauliate, Horas Pomparan Borsak Bimbinan Hutasoit.
                                                                                                       Medan, 18 September 2013

                                                                                                       Drs Thomson Hutasoit.
Sekretaris Umum Punguan Borsak Bimbinan Hutasoit, Boru, Bere Kota Medan Sekitarnya periode 2012- 2016.